LUWU TIMUR - Salah satu Desa yang berada dikawasan kota terpadu mandiri (KTM) Mahalona Raya, yakni Desa Tole, terbilang Desa baru yang cukup makmur dengan kehidupan warga dari sektor petanian mencapai 95 persen.
Keberhasilan petani Desa Tole tidak terlepas dari peran Kepala Desa yang betul-betul fokus untuk mensejahterakan segenap warganya, karena menurutnya jika petani makmur maka besar kemungkinan masyarakat akan merasakan kesejahteraan.
Jika menoleh kebelakang, dulunya masyarakat Desa Tole kebanyakan membeli sayur-sayuran dari luar Desa, meski kita tahu lahan pertanian terpampang luas didesa tersebut.
Seperti diketahui, masyarakat Desa Tole kebanyakan terfokus pada produksi pertanian seperti Lada dan Padi. Namun kini, masyarakat mulai menggeluti budidaya sayur mayur serta tanaman nilam yang hasilnya tidak kalah dengan dua komoditi andalan yakni Lada dan Padi.
Untuk itu, demi meningkatkan hasil pertanian warganya, Thala Malaka selaku Kepala Desa Tole betul-betul menggunakan bantuan dari pemerintah Pusat yang mana sebagian besarnya dipergunakan untuk menunjang produktifitas hasil pertanian.
Ditemui dikantornya Selasa (6/7/2021), Thala Malaka mengatakan kalau hingga saat ini dirinya fokus dibidang pertanian. Dalam arti pemerintah desa fokus untuk membantu para petani.
"Pemerintah Desa terus mendorong warga untuk terus semangat dalam meningkatkan produksi hasil pertanian, tentunya kami selaku pemerintah desa tidak tinggal diam. Kami dari awal telah memberikan program-program yang berpihak kepada petani didesa kami, " ucap Thala.
Meski saat ini masih ditemui beberapa kendala diantaranya penurunan harga dan kelangkaan pupuk, serta kurangnya Alsistan namun pemerintah melalui pemerintah desa tetap berupaya untuk memenuhi kekurangan itu.
"Petani kami masih terkendala dengan turunnya harga, langkanya pupuk dan kurangnya Alsistan. Namun kami berupaya semaksimal untuk menutupi kekurangan tersebut, " tuturnya.
Sementara itu, beberapa warga yang kami temui mengatakan hal senada dengan mengatakan kalau tahun lalu harga Lada memang turun, namun tahun ini berangsur naik. Demikian pula harga dengan gabah, meski tidak seperti yang diharapkan namun mereka tetap semangat dan berharap agar pemerintah bisa membantu petani ditengah kurangnya alat alat pendukung produksi pertanian seperti handtraktor dan combain serta mengatasi kelangkaan pupuk.(SH)